meskipun
banyak perubahan telah dan sedang terjadi, jogja masih sangat nyaman untuk
ditinggali. karena itu, dipindahtugaskan ke jogja dari jakarta bagi saya
adalah kenikmatan bukan kutukan.
tidak ada seruas pun sesal yang
mengemuka atau muncul di benak saya. memang nyaman tinggal di jogja. dengan
sepeda lipat yang setia dan ramah di setiap cuaca, jogja terasa makin nyaman
saja. perasaan berjalan lambatnya waktu di jogja akan lebih lambat terasa
jika disusuri dengan sepeda.
kalau tidak percaya, anda harus
mencoba. saya tidak ingin memberi tahu rasa kepel dengan mengunyahnya dan
bercerita berbusa-busa kepada anda. lebih baik anda kunyah sendiri saja.
nah, dari atas sepeda lipat itu,
saya kerap mendapati hal-hal yang tidak bisa saya dapati jika naik sepeda motor
atau mobil yang tertutup kaca. gambar yang saya jepret saat sedang berkeliling
jogja dengan sepeda lipat ini adalah salah satunya.
banyak gambar lain yang saya jepret
di tengah-tengah berkeliling jogja dengan sepeda lipat. namun, kali ini, saya
hendak berbagi tentang gambar ini. meskipun gambar ini tidak lagi saya jepret
dengan kamera pinjaman kantor yang saya pakai cuma-cuma, saya tetap ingin
membagikannya kepada anda. tetap cuma-cuma juga.
gambar ini saya bagikan karena berkesan buat saya. meskipun
tempatnya di tembok tua sisi utara pasar beringharjo, gambar ini istimewa.
setidaknya, buat saya keistimewaannya. salah satu gambar mural yang menghiasi
tembok-tembok jogja ini mampu menerjemahkan kegelisahan saya. terlebih, gambar
ini sekarang sudah tidak ada.
kegelisahan itu makin hari makin membuat risau. apalagi
mendengar dan menyimak berita-berita terakhir. tidak usah saya sebutkan semua.
berita terakhir saja untuk menghadirkan kegelisahan anda:
muhammadiyah dan nahdlatul ulama sepakat menyebut koruptor
kafir. sebaliknya, pak beye mengampuni para koruptor.
anda mungkin masih ingat, pak beye pernah berujar dan
berikrar memimpin pemberantasannya korupsi sejak sebelum menikmati periode
pertama.
salah satu pesan di tembok itu benar menurut saya: teruslah
bekerja, jangan berharap pada negara.
salam gelap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar